

Makassarĭewi, P.C., Adi, A.C., dan Andrias, D.R. Sindrom Premenstruasi Mengungkap Tabir Sensitifitas Perasaan Menjelang Menstruasi. Menstrual Attitude and Knowledge among Egyptian Female Adolescents. KEYWORDS: adolescent girls, menstruation, vitamin D intake, zinc intake.Įswi, A., Helal, H., dan Elarousy, W.

Nutritional education is needed to increase micro-nutrient intakes to maintain menstrual duration.

95% CI = 0.073-0.835 p = 0.024) shortened it compared with adequate vitamin D and zinc intakes in adolescent girls.Ĭonclusions: The deficient intake of vitamin D increases the menstrual duration, but the deficient intake of zinc actually lowers the menstrual period of high-school girls in Sukoharjo Regency.

95% CI = 0.943-22.154 p = 0.059) lengthened the menstrual period whereas deficient zinc intake, (OR = 0.247. The deficient intake of vitamin D (OR = 4.57. Long menstrual duration occurred in 8.4% of the adolescent girls. Results : All adolescent girls had inadequate vitamin D intake and 89% of them had inadequate zinc intake. Chi-square test and multiple logistic regression were used to analyse the research variables with the significance value of < 0.05. The anthropometric data were collected by the measurement of Body Weight(kg) and Body Height (m) while the data of vitamin D and zinc intakes were obtained using a 24-hour-food-recall questionnaire in 3 alternating days. They were chosen using purposive-sampling technique with the following inclusion criteria: age of 15-18 years and not menstruating. Methods: A total of 154 tenth- and eleventh-grade girl students from two senior high schools in Sukoharjo Regency, Central Java participated in this cross-sectional study. Objectives: To analyse the relationship between the intakes of vitamin D and zinc and the menstrual periods of the adolescent girls. Insufficient food intake can interfere with the duration of menstruation. Zinc is used as a cofactor for estrogen and progestron receptors, while vitamin D has not been known to regulate the menstrual cycle. KATA KUNCI : asupan vitamin D, asupan zinc, menstruasi, remaja putri.īackground: Menstruation is one of the physiological processes on growth and development of the reproductive system in adolescent girls who need adequate nutrient intake. Edukasi gizi di perlukan untuk meningkatkan asupan mikronutrien untuk mempertahankan durasi menstruasi. Kesimpulan: Asupan vitamin D yang kurang meningkatkan durasi menstruasi tetapi asupan zinc yang kurang justru menurunkan durasi menstruasi remaja putri SMA di Kabupaten Sukoharjo. Asupan vitamin D yang kurang (OR= 4,57 95% CI = 0 ,943 - 22, 1 54 p=0,0 59 ) memperpanjang durasi menstruasi sedangkan dan asupan zinc yang kurang (OR= 0 ,2 4 7 95% CI= 0, 073 - 0, 835 p=0,0 2 4) memperpendek durasi menstruasi, dibandingkan dengan asupan vitamin D dan zinc yang cukup pada remaja putri. Durasi menstruasi yang panjang terjadi pada 8,4 % remaja putri. Hasil: Semua remaja putri memiliki asupan vitamin D yang tidak adekuat dan 89% diantaranya memiliki asupan zinc yang tidak adekuat. Uji chi-square dan regresi logistik ganda digunakan untuk menganalisis variabel penelitian dengan nilai signifikansi <0,05. Data antropometri dikumpulkan dengan pengukuran berat badan (kg) dan tinggi badan (m) sedangkan asupan vitamin D dan zinc diperoleh menggunakan kuesioner food recall 24 jam dalam 3 hari bergantian. Sub j ek penelitian dipilih menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi: usia 15-18 tahun dan tidak sedang menstruasi. Metode: Sebanyak 154 remaja putri kelas X dan XI dari dua SMA di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah berpartisipasi dalam studi cross - sectional ini. Tujuan: Untuk m enganalisis hubungan antara asupan vitamin D dan zinc dan durasi menstruasi pada remaja putri. Zinc digunakan sebagai kofaktor pada reseptor estrogen dan progestron sedangkan vitamin D belum diketahui fungsinya dalam mengatur siklus menstruasi. Latar belakang: Menstruasi adalah salah satu proses fisiologis dalam pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi remaja putri yang membutuhkan asupan zat gizi yang memadai.
